Jumat, 19 Oktober 2012

Potret Lahan di Garut


Pertanian dan Persawahan di Garut

Potret Lahan Pertanian dan Persawahan di Garut – Garut merupakan daerah yang sangat kondusif sebagai penghasil beras di Jawa barat. Bagaimana tidak, Garut dengan potensi alam yang melimpah dengan lahan perkebunan dan sawah yang terdapat di hampir seluruh wilayah dapat dijadikan sebagai tolak ukur. Namun belakangan lahan-lahan pertanian khususnya lahan persawahan di Garut mulai banyak dijadikan sebagai area perumahan.
 Lahan Pertanian Tarogong Kidul Garut

 Lahan Persawahan Tarogong Kidul Garut

 Lahan Persawahan di Garut

Akankah lahan-lahan pertanian dan persawahan di Garut perlahan menghilang dan terlindas oleh deras laju pembangunan? Hal ini sudah seharusnya menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran pemerintah Kab. Garut agar lahan-lahan pertanian dan persawahan yang menjadi salah satu ciri khas Garut tetap dilestarikan.

Saksi Bisu Sejarah Garut


Mesjid Agung Garut
Mesjid Agung Garut Saksi Bisu Sejarah Garut – Seperti juga Mesjid Agung yang berdiri di Ibu Kota Kabupaten lain, Mesjid Agung Garut pun kerap menjadi tempat transit bagi para pendatang dalam negeri untuk shalat dan beristirahat sejenak. Pilihan mereka tidak keliru. Terlebih di area halaman masjid dan sekitar alun-alun Garut terdapat sejumlah pedagang makanan yang bisa kita pilih untuk mengisi perut setelah lelah menempuh perjalanan.
Mesjid Agung Garut menempati lahan seluas 4.480 m2, terletak di Jl. Ahamd Yani Garut sebelah utara Alun-alun Garut. Masjid ini menjadi sentral kegiatan keagamaan (Islam), dan menjadi Masjid utama di Kabupaten Garut.

Berbicara mengenai Masjid Agung Garut sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari tapak-tapak sejarah kota maupun Kabupaten Garut itu sendiri. Menurut catatan sejarah, pada tanggal 15 September 1813 pertama kali dibangun sarana dan prasarana ibukota yaitu pendopo, kantor asistén residen, mesjid, penjara, dan alun-alun. Tetapi jika melihat nisan kuburan yang terletak di samping mesjid agung, mesjid ini kiranya dibangun pada tahun 1809 atau bahkan sebelumnya. Jika dilihat dari catatan sejarah, Mesjid Agung Garut termasuk Mesjid tertua di bumi Priangan.
Mesjid Agung Garut yang nampak sekarang tidak sama dengan mesjid Agung pada awal abad 19. Perubahan yang mencolok terletak pada bentuk kubah. Masjid Agung Garut pada masa itu menganut konsep tajuk tumpang tiga atau lebih dikenal dengan atap “nyungcung.” Mengalami beberapa kali renovasi, dan renovasi terakhir secara menyeluruh dilakkukan pada tanggal 10 November 1994 dan diselesakan pada tanggal 25 Agustus tahun 1998.
Semoga saja keberadaan salah satu saksi bisu sejarah kota Garut ini tetap terjaga, tidak seperti halnya mesjid Agung lain yang tidak bisa tampil ke depan sebagai icon pusat kota karena sudah dikepung oleh Mal dan gedung perkantoran.

Buah Khas Garut


Jeruk Garut

Jeruk Garut, Buah Jeruk Khas Garut – Jeruk Garut merupakan buah jeruk Khas Garut, flora khas Kabupaten Garut ini merupakan salah satu kebanggan dan icon Garut dan juga merupakan ciri khas juga identitas Garut di mata kota-kota lainnya. Garut dikenal sebagai sentra penghasil dan penjual buah-buahan khususnya jeruk di Jawa Barat dan juga Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara.
Hal ini juga diperkuat oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 760/KPTS.240/6/99 tanggal 22 Juni 1999 tentang Jeruk Garut yang telah ditetapkan sebagai Jeruk Varietas Unggul Nasional dengan nama Jeruk Keprok Garut I. Penetapan tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa Jeruk Garut merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan nasional yang perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitas maupun kuantitas produksinya.


Sudah sejak lama, Jeruk Garut telah popular dan menjadi trademark Kabupaten Garut. Oleh karena itu, sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 1981, jeruk garut telah dijadikan sebagai komponen penyusun lambang daerah Kabupaten Garut. Selain sebagai buah ciri khas Kabupaten Garut, jeruk merupakan komoditas sub-sektor pertanian tanaman pangan yang mempunyai prospek cukup cerah dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Sebagai komoditas unggulan khas daerah, Jeruk Garut mempunyai peluang tinggi untuk terus dikembangkan karena keunggulan komparatif dan kompetitifnya serta adanya peluang yang masih terbuka luas. Dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya, Jeruk Garut akan mampu bersaing dengan produk sejenis baik pada tingkat l nasional seperti halnya Jeruk Medan, Jeruk Pontianak serta jeruk impor seperti Jeruk Mandarin dan Jeruk New Zealand.
Investasi pada komoditas ini cukup prospektif dan dapat memberikan nilai tambah ekonomis yang cukup tinggi baik bagi para petani maupun investornya. Dari studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 1997 menunjukkan, untuk tanaman jeruk seluas 1 Ha (sekitar 500 pohon) akan memberikan gambaran keuntungan riil pada tahun ke-4 sebesar Rp 39.966.000,00
Sebagai daerah sentra produksi jeruk, Pemerintah Kabupaten Garut yang didukung oleh pihak-pihak terkait terus berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya. Saat ini belum ada sumber yang melaporkan kapasitas jeruk garut secara spesifik. Menurut petani jeruk yang dihubungi pihak garut.go.id, pada masa jayanya, daerah penghasil Jeruk Garut terbaik adalah daerah Cigadog, Wanaraja yang kini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sucinaraja. Sumber tersebut mengakui kejayaan Jeruk Garut musnah ketika daerahnya diselimuti abu hasil letusan Gunung Galunggung yang ketebalannya mencapai 1 meter lebih.
Perlu diakui bahwa kejayaan Jeruk Garut dulu tidak bisa dirasakan seutuhnya kini. Sebagai gambaran kejayaannya, pada akhir tahun 1987 populasi jeruk masih tercatat 1,3 juta pohon yang tersebar di lahan seluas kurang lebih 2.600 hektar dengan jumlah produksi yang dihasilkan kurang lebih 26.000 ton/tahun. Namun, dalam kurun waktu 5 tahun kemudian, populasinya menurun drastis. Pada akhir tahun 1992 tinggal sekira 52.000 pohon. Sehingga tidaklah mengherankan kalau saat ini, kita tidak melihat deretan penjual jeruk Garut di sepanjang jalan Bandung – Garut, atau kita tidak akan menemukan pedagang asongan di dalam bis yang menjajakan jeruk Garut asli..
Menurunnya populasi Jeruk Garut secara extrim lebih diutamakan karena serangan penyakit citrus vein phloem degeneration (CVPD) yang bersumber dari sebuah bakteri (bukan virus) bernama lybers bacteri aniaticum. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti Jepang, Prancis, dan LIPI diketahui bahwa bakteri yang menggerogoti tanaman jeruk tidak menular lewat tanah ataupun biji yang diambil dari tanaman jeruk yang terserang penyakit, tetapi ditularkan melalui serangga sejenis kutu loncat jeruk (diaphorina citry). Kutu loncat jeruk menularkan penyakit dengan cara mengisap cairan daun berpenyakit, kemudian mengisap daun jeruk yang sehat. Sekarang tinggal bagaimana memberantas serangga penular secara efektif agar penyakit ini tidak menyebar luas.
Terungkapnya sumber penyakit ini, membuat Pemkab Garut melangkah pasti dalam melakukan upaya rehabilitasi jeruk Garut yang salahsatunya melakukan upaya pengembangan produksi di lokasi nonendemis.. Upaya dari Pemkab Garut dan para petani itu perlahan tetapi pasti sudah mulai menampakkan hasil. Kini, telah ditanam kembali lebih dari 400.000 pohon jeruk atau sekira 40% dari target di atas lahan seluas 1.000 ha yang tersebar di Kecamatan Samarang, Pasirwangi, Bayongbong, Cisurupan, Cilawu, Karangpawitan, Pameungpeuk, Cikelet, Cisompet, dan Cibalong. Semoga upaya ini akan mengembalikan kembali produktivitas Jeruk Garut sebagai salah satu identitas Kabupaten Garut. (GGI)

Wisata Kebun di Garut


Wisata Kebun Strawberry di Garut

Wisata Kebun Strawberry di Garut – Kabupaten Garut memiliki wisata alam yang kaya raya dan indah menawan. Kini wisata kebun strawberry tengah tumbuh pesat di daerah Garut.
Semula buah kecil berwarna merah segar ini tumbuh hanya bisa dipetik di Ciwidey, Lembang, dan Parongpong, Kabupaten Bandung, namun kini strawberry banyak dibudidayakan di Garut.

Wisata Kebun Strawberry di Garut
Adalah H. Asep Haelusna, 39, yang lebih terkenal Asep Strawberry, merupakan ‘mbahnya’ tanaman strawberry di Tatar Pasundan. Di Garut, pria jebolan IKIP Bandung ini menjadi pelopor pembudidayaan strawberry, kini beberapa tempat seperti di Leles, Limbangan dan di Cimaragas Garut terdapat kebun strawberry dan menjadi wisata kebun yang banyak diminati.
Menurut beberapa informasi, strawberry disamping memiliki rasa yang segar, perpaduan manis dan asem juga memiliki khasiat untuk menunjang kesehatan. Kandungan vitamin C nya yang tinggi, bisa menurunkan kolesterol, menyehatkan kulit serta membuat awet muda.
Nah jika baraya Inilah Garut ingin berwisata ke Garut, jangan lupa untuk mampir di kebun strawberry sekalian menikmati wisata kebun dan menikmati segarnya buah strawberry.