Jumat, 19 Oktober 2012

Saksi Bisu Sejarah Garut


Mesjid Agung Garut
Mesjid Agung Garut Saksi Bisu Sejarah Garut – Seperti juga Mesjid Agung yang berdiri di Ibu Kota Kabupaten lain, Mesjid Agung Garut pun kerap menjadi tempat transit bagi para pendatang dalam negeri untuk shalat dan beristirahat sejenak. Pilihan mereka tidak keliru. Terlebih di area halaman masjid dan sekitar alun-alun Garut terdapat sejumlah pedagang makanan yang bisa kita pilih untuk mengisi perut setelah lelah menempuh perjalanan.
Mesjid Agung Garut menempati lahan seluas 4.480 m2, terletak di Jl. Ahamd Yani Garut sebelah utara Alun-alun Garut. Masjid ini menjadi sentral kegiatan keagamaan (Islam), dan menjadi Masjid utama di Kabupaten Garut.

Berbicara mengenai Masjid Agung Garut sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari tapak-tapak sejarah kota maupun Kabupaten Garut itu sendiri. Menurut catatan sejarah, pada tanggal 15 September 1813 pertama kali dibangun sarana dan prasarana ibukota yaitu pendopo, kantor asistén residen, mesjid, penjara, dan alun-alun. Tetapi jika melihat nisan kuburan yang terletak di samping mesjid agung, mesjid ini kiranya dibangun pada tahun 1809 atau bahkan sebelumnya. Jika dilihat dari catatan sejarah, Mesjid Agung Garut termasuk Mesjid tertua di bumi Priangan.
Mesjid Agung Garut yang nampak sekarang tidak sama dengan mesjid Agung pada awal abad 19. Perubahan yang mencolok terletak pada bentuk kubah. Masjid Agung Garut pada masa itu menganut konsep tajuk tumpang tiga atau lebih dikenal dengan atap “nyungcung.” Mengalami beberapa kali renovasi, dan renovasi terakhir secara menyeluruh dilakkukan pada tanggal 10 November 1994 dan diselesakan pada tanggal 25 Agustus tahun 1998.
Semoga saja keberadaan salah satu saksi bisu sejarah kota Garut ini tetap terjaga, tidak seperti halnya mesjid Agung lain yang tidak bisa tampil ke depan sebagai icon pusat kota karena sudah dikepung oleh Mal dan gedung perkantoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar